Panduan Tempat Bersejarah bagi Pemandu Wisata di Pancoran Glodok

Read the full article See related articles

Listed in

This article is not in any list yet, why not save it to one of your lists.
Log in to save this article

Abstract

Buku ini mengisahkan sejarah panjang dan kontribusi budaya komunitas Tionghoa di Glodok, Jakarta, yang kini menjadi kawasan Pecinan terbesar di Indonesia. Sejak abad ke-17, komunitas Tionghoa telah memainkan peran penting dalam ekonomi kolonial di Batavia (Jakarta), khususnya di sektor perdagangan. Namun, keberhasilan dan pengaruh mereka kemudian dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah kolonial Belanda, yang memberlakukan berbagai kebijakan diskriminatif untuk membatasi kegiatan ekonomi dan sosial mereka. Ketegangan ini memuncak pada Tragedi Pembantaian Tionghoa 1740, yang menewaskan ribuan orang dan mengakibatkan pemindahan sisa komunitas Tionghoa ke Glodok sebagai kawasan khusus.Memasuki abad ke-20, komunitas Tionghoa di Glodok menghadapi tantangan dari kebijakan asimilasi pemerintah, tetapi mereka tetap mempertahankan tradisi budaya mereka melalui arsitektur, perayaan Imlek dan Cap Go Meh, serta berbagai seni tradisional seperti barongsai dan tari naga. Akulturasi dengan budaya lokal juga terlihat dalam bentuk seni pertunjukan dan tata ruang yang memadukan prinsip Feng Shui dengan konsep gotong royong khas Betawi.Kini, Glodok menjadi destinasi wisata budaya yang penting di Jakarta, mempertemukan wisatawan dengan warisan budaya Tionghoa yang kaya. Tempat-tempat seperti Pasar Petak Sembilan, Gang Gloria, dan kelenteng-kelenteng bersejarah menawarkan pengalaman autentik dan edukatif yang merefleksikan sejarah panjang, ketahanan, dan harmoni budaya komunitas Tionghoa di tengah modernisasi Jakarta.

Article activity feed